Deteksi Dini Sangat Penting Untuk Ibu Hamil, Supaya Terhindar Faktor Risiko Bayi Lahir Prematur

 

Deteksi Dini Sangat Penting Untuk Ibu Hamil, Supaya Terhindar Faktor Risiko Bayi Lahir Prematur

Proses kelahiran baik itu secara normal atau SC, sepertinya sudah sering dibahas serta disosialisasikan. Tapi ternyata ada yang tidak kalah penting, yaitu mendeteksi dari dini kondisi ibu hamil. Tentu saja berhubungan juga dengan kondisi bayi didalam kandungan. Karena ternyata prevalensi bayi prematur akhir-akhir ini jumlahnya sangat meningkat. Menurut data dari World Health Organization atau WHO, Indonesia termasuk 5 besar dengan resiko kelahiran prematur yang tinggi. 

Tentunya bukan berita yang menggembirakan. Karena bayi dengan kelahiran prematur mempunyai banyak resiko, salah satunya adalah berhubungan dengan kecerdasan. Semua pasti ingin generasi penerus bangsa adalah bibit unggul yang sudah dipersiapkan sejak dari dalam kandungan. Oleh sebab itu, tema tentang ibu hamil dan bayi menjadi perhatian yang istimewa untuk dibahas dalam seminar maupun webinar. Termasuk disosialisasikan langsung ke lapangan.


Beruntung banget beberapa waktu yang lalu saya bisa mengikuti webinar yang diadakan oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia (DSNI) yang membahas tentang seputar deteksi dini untuk ibu hamil supaya terhindar dari bayi lahir prematur. Tema yang sudah sering dibahas, tapi tetap menarik dan dirasa sangat penting sekali.

Webinar tersebut dilaksanakan pada tanggal 17 Nopember 2021 yang bertepatan dengan memperingati Hari Prematur Sedunia. Tajuk "Tantangan & Penanganan Kesehatan Bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur" menjadi tema pilihan webinar yang dilaksanakan secara zoom dan lewat youtube channel Nutrisi untuk Bangsa.  


Narasumber yang dihadirkan adalah : 

1. Dr. dr. Rima Irwinda, SPOK (K) - Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal

2. Dr. dr. Putri Maharani TM, SpA (K) - Dokter Spesialis Anak Konsultan Perinatologi dan Neonatologi

Webinar yang dipandu oleh Puri Anindita tersebut juga menghadirkan bapak Arif Mujahidin selaku Corporate Communications Director Danone Indonesia.

Beliau mengatakan bahwa sesuai dengan tema Hari Prematur Sedunia tahun ini yaitu Zero Separation, ACT NOW! Danone SN Indonesia menyelenggarakan Bicara Gizi sebagai bentuk langkah Danone SN Indonesia untuk memberikan edukasi tentang pencegahan dan penanganan kesehatan bagi Ibu dan anak kelahiran prematur. 

“Kami memahami bahwa pertumbuhan anak dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu, selain memastikan pertumbuhan biologis anak dalam keadaan baik, memastikan status gizi baik dengan pemberian ASI, dan meningkatkan bonding time perlu digiatkan agar tumbuh kembang si Kecil optimal. Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya para orangtua tentang pentingnya pencegahan dan penanganan secara tepat kelahiran prematur bagi Ibu dan si Kecil."

Dr. dr. Rima Irwinda, SPOK (K) - Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal

Sebagai pembicara pertama dokter Rima menjelaskan yang dimaksud dengan kelahiran preterm (prematur) adalah kelahiran pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Lebih dari 1, dari 10 bayi di seluruh dunia lahir preterm pada tahun 2010, menyebabkan estimasi kelahiran preterm sebanyak 15 juta dan > 1 juta meninggal karena prematuritas.

Selanjutnya dokter Rima juga memaparkan bahwa faktor risiko yang berpotensi menyebabkan kelahiran prematur dapat dikategorikan dalam 3 karakteristik, yaitu :

1. Karakteristik ibu, biasanya terkait dengan usia, kebiasaan merokok dan kondisi psikologis ibu.

2. Karakteristik nutrisi, terkait indeks massa tubuh terkait dengan kenaikan berat badan selama kehamilan, kebiasaan makan, kebiasaan minum kopi dan konsumsi suplementasi.

3. Karakteristik kehamilan yang meliputi riwayat persalinan, riwayat memiliki anak kembar, masalah kesehatan selama kehamilan, dan riwayat pemeriksaan USG. 

Dokter Rima menjelaskan bahwa hal utama yang harus dilakukan adalah memberikan edukasi untuk mendukung kehamilan yang sehat, konsultasi kepada ahlinya, dan menekankan pentingnya memahami faktor risiko kelahiran prematur. 

Riwayat kelahiran dapat meningkatkan risiko prematur bagi ibu yang memiliki riwayat abortus (1,9 kali lebih berisiko), riwayat persalinan prematur (3 kali lebih berisiko), dan riwayat persalinan sesar (2,9 kali lebih berisiko). Selain itu, usia ibu melahirkan kurang dari 19 atau lebih dari 35 tahun. Juga stress maternal yang dialami ibu dan jumlah cairan ketuban yang tidak normal juga dapat meningkatkan risiko preterm. Salah satu upaya untuk menurunkan risiko kelahiran prematur dapat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi melalui suplementasi Omega 3, Zinc, Vitamin D3 atau multi-mikronutrien,” 

Adapun akibat dari kelahiran preterm bagi bayi untuk jangka pendek antara lain : 

1. Masalah pernapasan (sindrom distress pernapasan, apnea of prematurity, displasia enterocolitis)

2. Masalah minum

3. Perdarahan intraventrikular 

4. Aliran darah jantung abnormal/patent ductus arteriosus 

5. Sepsis/infeksi


Sedangkan akibat dari kelahiran preterm bagi bayi untuk jangka panjang adalah :

1. Cerebal palsy

2. Developmental delay

3. Masalah penglihatan (retinopathy of prematurity)

4. Masalah pendengaran 

5. Gangguan belajar 


Dr. dr. Putri Maharani TM, SpA (K) - Dokter Spesialis Anak Konsultan Perinatologi dan Neonatologi

Sebagai narasumber selanjutnya, Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K) menjelaskan bahwa kesulitan utama dalam kasus prematur ialah perawatan anak lahir prematur. 

Anak lahir prematur mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati, dan sistem pencernaannya. Upaya untuk meminimalkan dampak negatif selama perawatan adalah menjaga agar BBLR berada dalam kondisi yang optimal untuk tumbuh dan berkembang, salah satunya dengan menerapkan developmental care.”

Prinsip developmental care meliputi keterlibatan keluarga, meminimalkan stres, dan mengoptimalkan pemberian ASI, sebagai nutrisi yang terbaik bagi bayi. Pemantauan berkala, perawatan, dan penanganan khusus menjadi faktor penting bagi tumbuh kembang anak kelahiran prematur. 

Faktor kenyamanan dapat menurunkan metabolisme tubuh yang pada akhirnya dapat meningkatkan saturasi oksigen. Anak lahir prematur yang mendapatkan intervensi kenyamanan yang kondusif dapat memaksimalkan energi yang dimiliki untuk mendukung tumbuh kembangnya sehingga lebih cepat dalam mencapai kondisi kesehatan yang optimal. 

Faktor kenyamanan dapat dilakukan dengan membangun ikatan yang kuat (bonding time) antara orang tua dan si kecil dan mempertahankannya sesuai usia pertumbuhan anak.

“Stimulasi sejak dini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak baru lahir. Stimulasi dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps). Sering memberikan rangsangan dapat menguatkan hubungan sinaps. Variasi rangsangan akan membentuk hubungan yang semakin luas dan kompleks sehingga menstimulasi terbentuknya multiple intelligent. Pemberian stimulasi harus diimbangi dengan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang oleh tenaga medis dan orang tua. Hal ini dapat membantu menemukan penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga intervensi atau rencana tindakan akan lebih mudah dilakukan.”


Penyebab Kelahiran Prematur

Kelahiran prematur bisa terjadi pada siapa saja. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kelahiran prematur. Diantaranya, bisa cek gambar dibawah ini.

Capture IG : @nutrisibangsa

Siapapun seorang ibu pasti tidak menginginkan melahirkan secara prematur. Tapi itu bisa terjadi pada siapa saja. Makanya bisa dideteksi secara dini. Dan ketika kondisi tersebut tidak bisa dihindari, jangan khawatir. Tetap berkonsultasi dengan dokter dan mematuhi semua petunjuknya. 

Untuk mendapat informasi lengkap tentang deteksi dini ibu hamil supaya bisa mencegah melahirkan prematur, bisa akses media sosial : 

Instagram : @nutriclub_id

Website : https://www.nutriclub.co.id/


Semoga bermanfaat ya!


Post a Comment

Inspiravy
Theme by MOSHICOO