Menjalani 28 Tahun Di Antara Berbagai Perbedaan, Dinikmati Dan Disyukuri

 

Ketika merayakan HUT Perkawinan yang ke 26 (dok.pri)

Awal Pertemuan Seperti Cerita FTV

Ingatanku kembali mengembara 30 tahun yang lalu, tepatnya di tahun 1991. Waktu itu, sudah hampir setahunan aku sering wira wiri Madiun - Surabaya untuk memenuhi panggilan lamaran dari perusahaan yang berganti-ganti. Memang sih sejak menyelesaikan kuliah beberapa bulan yang lalu, tidak terhitung lagi berapa jumlah surat lamaran yang sudah aku kirimkan ke perusahaan yang mencari karyawan lewat iklan di koran. Dan besok pagi, untuk yang kesekian kali aku harus berangkat ke Surabaya. Padahal bulan kemarin sudah 3 kali panggilan aku penuhi, tapi ya belum ada yang nyantol. 

Untung sekali ada kakak kelas waktu di Politeknik Brawijaya yang bekerja dan tinggal di Surabaya. Meskipun dia Teknik Mesin, tapi kami sama-sama aktif di Senat. Jadi hubungan cukup dekat. Maksudnya nggak sungkan kalau minta tolong dianter-anter ketika saya di Surabaya. Untungnya diapun sering menawarkan diri juga. Jadi lumayan, uang transport bisa utuh dan enaknya nggak tersesat lagi hehehe.

Kemarin saya juga sempat memberitahu dia kalau besok saya mau ke Surabaya. Tapi ternyata dia lagi sibuk dengan kerjaan. Dan ternyata dia sudah minta tolong teman kantornya menjemput sekalian mengantar saya ke tempat yang saya tuju untuk memenuhi panggilan wawancara. Lega banget. Makhlum saja, saya kan wong ndeso, Nggak bisa ngebayangin kalau harus mencari-cari alamat di kota besar seperti Surabaya. 

"Besok yang njemput kamu teman kantorku namanya Eko. Kamu tunggu saja di bagian Informasi." demikian pesan Rizal teman saya yang biasanya menjemput dan mengantar kalau saya pas ada urusan wawancara pekerjaan di Surabaya.

Kali ini saya berangkat di temani adik perempuan nomor 4, Arik. Kebetulan dia juga lagi ada perlu ke ibu kota Jawa Timur itu untuk mencari teman kuliahnya. Pagi-pagi setelah Subuh kami sudah di dalam bus yang akan membawa ke Surabaya. Membutuhkan kurang lebih 3-4 jaman. Diperjalanan kami banyak menghabiskan waktu buat tidur. Soalnya tadi berangkat pagi banget, jadi masih ada jatah buat tidur. Juga supaya pas wawancara nanti tidak terlihat lesu dan ngantuk. 

Sampai di Surabaya masih sangat pagi. Tapi terminal Purabaya Bungurasih sudah sangat ramai dengan orang-orang yang datang dan pergi menggunakan transportasi bis, baik yang mau keluar kota maupun yang baru datang dari luar kota. 

Sesuai pesan Rizal, saya sama Arik langsung menuju bagian Informasi dan mencari tempat duduk yang kosong sembari melepas lelah. Saya memang tidak menghubungi teman Rizal yang namanya Eko. Karena disamping waktu itu belum mempunyai HP juga belum musim smartphone. Jadi saya sama Arik duduk manis menunggu halo halo dari petugas informasi. Kan pastinya teman Rizal itu yang akan mencari kami (pede amat wkwkwkwk).

Menit ke menit berlalu. Hampir setengah jam belum ada tanda-tanda Eko yang katanya mau menjemput saya, mencari atau menghubungi lewat petugas informasi. Saya sama Arik cuma saling bertanya, kenapa kok lama ya? Sebenarnya disekitar kami juga banyak orang yang sedang duduk-duduk, Entah menunggu jemputan atau menunggu bis. Dari usia anak-anak, remaja, dewasa sampai orang tua. Dan saya tidak ada gambaran sama sekali sosok Eko tersebut.

Pandangan saya dan Arik sempat menatap ke sosok pemuda berbaju hem putih (baju orang kantoran) mondar mandir di depan kami. Tapi saya tidak berani bertanya atau menegur. Karena takut keliru, kan malu. Yah begitulah orang ndeso kalau lagi di kota besar, serba takut dan ragu hihihi.

Setelah setengah jam berlalu, tiba-tiba telinga saya mendengar panggilan dari petugas informasi lewat speaker yang menggema di setiap sudut terminal.

"Saudari Avy dari Madiun, diharap ke bagian informasi. Karena ditunggu bapak Eko."

Duh akhirnya, begitu ucap Arik. Sayapun lega karena hari semakin beranjak siang, takut terlambat datang ke kantor yang memanggil saya untuk wawancara. Bergegas saya dan Arik menuju bagian informasi. Dan agak kaget juga melihat sosok yang sedang menunggu di samping meja informasi. Sosok pemuda memakai baju hem putih yang tadi mondar mandir di depan kami.

Dia pun terlihat lega ketika melihat kami ternyata sudah sampai. Dipikirnya kami belum sampai Surabaya, dan takut ada sesuatu di jalan. Saya pun memperkenalkan diri sambil setengah malu-malu kucing. Karena ketika mondar mandir di depan kami tadi, sempat saya sama Arik ngerasani. Jangan kepo ngerasani apa ya? Cukup saya, Arik dan Tuhan yang tahu hehehe.

Tapi ternyata hari itu meninggalkan jejak yang menorehkan sejarah dalam perjalanan hidup saya. Karena selanjutnya, kalau saya ke Surabaya untuk memenuhi panggilan wawancara, yang menjemput di terminal Purabaya dan mengantar kemana saja ya pak Eko. Saya tidak minta tolong Rizal lagi (mayak ya wkwkwkw).

Sampai beberapa bulan kemudian saya pertama kali diterima dan mendapat pekerjaan sebagai Sekretaris di perusahaan rotan yaitu PT. Tohitindo Multicraft Industries di daerah Trosobo Sepanjang Krian. Kebetulan letaknya di Surabaya pinggir, malah masuk wilayah Sidoarjo. Yang mencarikan kos, mengantar jemput ke kantor, menemani mencari keperluan sehari-hari adalah mas Eko Hadi Siswoyo (nama panjangnya). Bahkan dia tetap setia mengantar ketika saya harus berpindah ke beberapa perusahaan lagi. Dikarenakan alasan lokasi perusahaan yang jauh dan kebetulan juga ada yang menawarkan gaji lebih tinggi. 

Dia juga yang memperkenalkan kuliner Surabaya dari yang pinggir jalan, kaki lima sampai resto di mall. Akhirnya saya mengenal berbagai jenis kuliner khas Surabaya seperti lontong balap, lontong kupang, tahu campur, sate kerang sampai aneka nasi bebek. Yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. 

Tapi dari semua itu, yang paling berkesan bagi saya adalah ketika saya dibelikan boneka beruang putih di toko Gunung Agung Tunjungan Plaza. Suprise banget dong. Karena dia bukanlah tipe yang romantis gitu. Sampai sekarang boneka itu masih tetap awet dan selalu saya rawat. Harganya waktu itu sekitar 150 ribu rupiah. Untuk tahun 90an, harga segitu cukup wow banget lo! 

Beruang putih, hadiah waktu pacaran. Umurnya lebih tua dari umur anak mbarep (dok.pri)

Berikrar Di 17 Januari 1993 

Setelah hampir 1 tahun sejak perjumpaan itu. Akhirnya kami yakin dan memilih tanggal 17 Januari 1993 untuk mengucapkan ikrar, bersama berkomitmen membangun rumah tangga. Sebenarnya kedekatan saya dengan mas Eko belum sampai 1 tahun sih. Tapi karena saya di Surabaya tidak ada saudara, kemana-mana selalu diurusi dan dianter sama mas Eko. Maka ayah mengusulkan untuk segera menikah saja. Apalagi di tempat saya kerja sepertinya ada rencana untuk memindahkan karyawannya yang masih single ke kantor di Buleleng Bali. Tentu saja yang khawatir bukan saya saja. Juga orang tua terutama ayah. 

Pengantin baru 1993 - pengantin lama 2021 (dok.pri)

Meskipun waktu itu kondisi ekonomi kami sama-sama belum mapan, karena saya belum setahun bekerja. Mas Eko lagi ada masalah dengan perusahaan tempat dia bekerja. Tapi dengan niat dan tujuan yang mulia, kami yakin bisa melalui bersama apapun yang terjadi. 

Dan alhamdulillah, pada 17 Januari 2021 ini perkawinan kami sudah  menginjak usia ke 28 tahun. Sungguh menakjubkan dan tidak pernah menyangka bisa melalui hari-hari bersama sampai detik ini. Pastinya banyak juga cerita yang telah kami lalui. Baik yang suka, duka, berdarah, berkeringat, penuh air mata, goncangan, serta beribu ujian yang sempat hampir menggoyahkan kedamaian di tengah rumah tangga kami. Apalagi dengan dititipi 3 jagoan yang sudah beranjak besar semua, ganteng-ganteng, penurut, selalu berbakti pada orang tua, tidak pernah bikin resah. Merupakan anugrah yang tidak ternilai bagi kami sebagai orang tua.

Puisi hadiah untuk calon suami (dok.pri)

Beberapa teman sering menanyakan, terus tipsnya apa dong? 

Sebenarnya berumah tangga itu tidak ada tipsnya. Hanya kembali pada komitman awal saja. Perkawinan adalah ibadah, dengan mempersatukan dua manusia yang berbeda dalam segala hal dalam sebuah mahligai rumah tangga. Jadi masing-masing harus saling memahami porsinya dan posisinya. Terutama kalau sudah lahir si buah hati. Kebahagiaan dan kenyaman mereka diatas segalanya.

Perkawinan adalah menyatukan 2 manusia yang berbeda (dalam segala hal). Sampai kapanpun, 2 manusia itu tidak akan bisa dipaksa untuk menjadi sama. Jadi dibutuhkan untuk saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Hidup bersama sampai kapanpun akan dilalui dengan segala perbedaan itu.

Sengaja artikel ini saya tulis memang tidak tepat pada tanggal 17 Januari kemarin. Dengan tujuan, setelah  melewati tanggal 17 tersebut saya bisa merasakan, merenung dan meresapi anugrah yang telah Alloh SWT berikan pada keluarga kami. Untuk selanjutnya harus lebih baik dari tahun-tahun kemarin, terutama dalam menghadapi kondisi setahun terakhir ini. Di mana cobaan tengah menerpa tidak hanya negara kita, tapi juga dunia yaitu pandemi Covid-19. Kekompakan dan saling support terutama dalam hal komunikasi sangat dibutuhkan dalam situasi seperti ini.

Waktu ke Telaga Sarangan tahun 1992 (dok.pri)

Ada cerita yang menarik, ketika mas Eko mengantarkan saya pulang ke Madiun setelah ada panggilan wawancara seperti biasa di Surabaya. Mumpung di Madiun, dia pingin banget ke Telaga Sarangan. Saya sempat melarang. Karena konon, yang datang ke Telaga Sarangan bersama pacar atau calon suami nantinya bakal tidak bisa langgeng. Padahal waktu itu kami belum resmi pacaran. Tapi jawabnya dengan enteng, ngapain percaya tahayul. Yang penting niat yang menjalaninya. Mendengar jawabannya, saya langsung respon "oke cusssss....." wkwkwkwkwk

Ketika melewati malam tahun baru 2020 sebelum pandemi (dok.pri)

Memang semua kembali ke niat dan tujuan awal. Keyakinan memang harus hanya pada Alloh SWT yang sudah menuliskan takdir kita di lauful mahfudz.

Bukan maksud saya untuk pamer atau menonjolkan diri dengan menulis cerita ini. Hanya sekedar berbagi pengalaman dan yang jelas adalah berbagi kebahagiaan. Kami juga belum pantas untuk memberikan contoh. Karena sebagai manusia, saya juga masih jauh dari kata sempurna. Sedang kehidupan rumah tangga itu kembali ke masing-masing yang menjalaninya.  

Pandangan politik saya dengan suami tidak sama. Bahkan kami punya pilihan presiden yang berbeda. Kalau buzzer bilang, ada kadrun dan ada kampret. Tapi kami sudah berkomitmen untuk tidak pernah membahasnya, baik di intern rumah tangga maupun di luar. Anak-anak juga kami beri kebebasan memilih di dunia politik. Tanpa kami sebagai orang tua mempengaruhi pandangan mereka.

Tiga jagoan yang menyemarakkan rumah tangga kami (dok.pri)

Masih banyak harapan dan impian bersama yang ingin kami wujudkan. Menemani anak-anak tumbuh dewasa, mandiri sampai mempunyai keluarga sendiri. Menjalani hari-hari yang makin senja berdua dan menua bersama.

Dibawah ini adalah sebait puisi yang saya buat menjelang hari H tanggal 17 Januari 1993 :

Tuhan…..

Bimbinglah kekasihku

dan jagalah dia selalu

Bukalah hatinya

dan bantulah dia memelihara benang-benang sutera

yang terjalin antara aku dan dia

Berkatilah pula,

Agar rasa saling percaya

dan saling pengertian

tumbuh di hati kami berdua

Dengan demikian

Persahabatan kami akan aman

Tuhan…..

Hadirlah di tengah kami

pada saat kami sedang memadu kasih

Aku yakin, dia adalah hadiah-Mu bagiku

dan aku hadiah-Mu pula yang kau berikan padanya

Akhirnya, Tuhan…..

baik aku maupun dia

kembali kuserahkan pada-Mu

karena engkaulah yang mempunyai semuanya ini

Menjelang…17 Januari 1993

 




17 comments

  1. Semoga bahagia selalu mbak.. Setiap keluarga punya cobaan masing masing ya mbak, swmoga kita selalu diberi kekuatan untuk melewatinya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget mbak. Karena tidak ada kehidupan yang selalu lurus tanpa cobaaan. Jangan ditinggal lari, tapi yang penting bagaimana menghadapi bersama2.
      Kita kembali ke komitmen awal dan ingat anak2.

      Aamiin. Doa yang terbaik juga buat mbak Retno dan keluarga.

      Delete
  2. dari foto mudanya pak eko jadi tahu dari mana mbak avy bisa punya 3 jagoan yg ganteng, heheh
    luar biasa mbak ku, awet terus till jannah ya mbakku

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang paling kecil melok mamae hehehe.... matur nuwun, doa yang sama buat mbak dian dan suami

      Delete
  3. Mbak avy.....tetap yg terbaik.... barokallah....semoga kalian ber lima tetap dipersatukan dalam surganya....love u mbak ku....😘

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin yaa robbal aalaamiin.... terima kasih doanya.
      Harapan dan doa yang sama buat panjenengan.

      Delete
  4. Whuaa seumuran aku dong 😍 Semoga langgeng terus ya Mbak Avy dan suami 😘

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin yaa robbal aalaamiin....makasih, doa terbaik juga buatmu ya mbak ade

      wuiiihhh sak umuran sama anakku dong hehehe

      Delete
  5. Kayaknya kemarin daku udah komen, kok kagak ada yhaa


    *o iyaa, kemarin share di twitter ding wkwkwkw*

    MasyaALLAH TabarokALLAH, selamaaattt untuk mba Avy dan keluargaaa
    semoga always sakinah, mawaddah wa rohmaahh

    ReplyDelete
  6. Perjalanannya cukup menyenangkan ya mba semoga sukses dan tetep semangat berkarya.

    ReplyDelete
  7. masyaallah ... tahun 91 aku baru masuk SD. semoga rumah tangga mbak Avy berkah dan bisa menginspirasi banyak orang, aamiin.

    ReplyDelete
  8. happy wedding mbak
    membaca kisahnya menarik juga ya.
    jadi mesem mesem aku baca ini, cerita anak muda nya nggak beda jauh

    ReplyDelete
  9. Senang banget mbak membaca kisah berdua dengan suami hingga 28 tahun, semoga langgeng dan sehat terus. Bahagianya punya 3 jagoan semua ya mbak mirip mbaknya kalau menurut saya hehe

    ReplyDelete
  10. Hahah bener iyaa kayak cerita FTV. Jadi ikut gemes mba bacanyaa. Mudah-mudahan selalu dalam limpahan keberkahan mba avy sekeluarga

    ReplyDelete
  11. Waduh, sweet banget sih mbak Avy. Seneng banget baca kisah asmaranya. Semoga bahagia & langgeng selalu ya sekeluarga dan dicukupkan rejeki :)

    ReplyDelete
  12. Kak Avy....
    Mengharukan sekali. Allah kalau mau mempertemukan jodoh itu yaa..
    ((merinding))

    MashaAllah~
    Kak Avy..
    Barakallahu fiikum.

    Doa yang baik terlantun untuk kak Avy sekeluarga.
    **speechless beneraaan... T.T

    ReplyDelete
  13. Selalu menarik mengikuti perjalanan dua orang merajut rumah tangga, semoga langgeng ya Mbak Avy, saling mendukung dalam cinta sampai selamanya. Itu yang pakai baju polo shirt kayak Nike Ardilla hehe

    ReplyDelete

Inspiravy
Theme by MOSHICOO