Di era milennial seperti sekarang ini, segala sesuatu yang serba instan sepertinya sudah sangat lazim. Tidak hanya teknologi yang serba cepat, makanan pun kebanyakan sudah dikemas secara instan. Kadang sebagai ibu rumah tangga kita tidak pernah menyadari kalau sudah terperangkap dalam situasi yang nyaman, tapi tidak menyadari dampak negatifnya.
Saya kasih contoh pengalaman saya sendiri.
Saya mempunyai anak laki-laki yang sangat aktif dengan banyak kegiatan terutama olah raga. Di masa pertumbuhan ini, dia sangat membutuhkan asupan makanan yang kadang melebihi rata-rata anak pada umumnya. Sebagai seorang ibu yang mempunyai banyak kegiatan di luar, kadang saya mencari cara yang praktis dengan memberi makanan yang instan. Tapi tidak menyadari kandungan gizi tersebut mencukupi atau tidak terutama kebutuhan zat besi. Padahal zat besi sangat dibutuhkan setiap harinya supaya terhindar dari Anemia Defisiensi Besi.
Makanya saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ketika seorang teman mengajak untuk mengikut workshop yang diselenggarakan oleh Maltofer dari Combiphar. Temanya betul-betul sangat penting dan pastinya bermanfaat bagi ibu-ibu seperti saya yang kurang memahami apa efek dan dampak ketika kekurangan zat besi.
Acara tersebut diselenggarakan pada hari Sabtu (06/04) di Hotel Grand Darmo Surabaya yang ternyata tidak hanya mengundang blogger saja. Tapi ada juga komunitas EPING atau Exclusive Pumping Surabaya, komunitas Gendong dan masih ada beberapa komunitas yang turut memeriahkan acara karena membawa serta buah hati yang masih kecil-kecil. Tapi seru banget jadinya.
Sebagai narasumber yang mendapat kesempatan membuka diskusi pagi ini adalah dr. Taufiqur Rahman, SpA seorang dokter spesialis anak yang bekerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Sesuai tema, dokter Taufiq akan membahas tentang Efek Anemia Defisiensi Besi yang terjadi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Terus apa sih yang di maksud dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan?
Yang di maksud denga 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah masa sejak anak dalam kandungan hingga seorang anak berusia 2 tahun (24 bulan. Mengapa 1000 HPK atau di sebut juga PERIODE EMAS? Karena pada periode ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat, yang mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan sempurna.
Adapun efek Anemia Defisiensi Besi yang terjadi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan yang paling merugikan adalah terhadap perkembangan otak pada bayi yang mana akan bersifat permanen. Contohnya :
1. Penurunan IQ dan kemampuan akademis di sekolah
2. Gangguan perilaku sosio-emosional
3. Fungsi motorik yang memburuk
4. Penuruan perkembangan otak akan bersifat permanen sampai remaja
Sedang gejala yang sering muncul pada kondisi kekurangan zat besi adalah mudah lelah, penurunan prestasi di sekolah maupun kantor, penurunan sistem kekebalan tubuh, hingga gangguan tumbuh kembang pada anak.
Dan ternyata tidak pandang bulu lo bunda. Wanita dewasa, ibu hamil, anak-anak dan manula pun memiliki resiko tinggi untuk terkena anemia. Terutama kebutuhan penyerapan besi pada masa kehamilan akan meningkat secara signifikan seperti :
1. Peningkatan kebutuhan terjadi hampir 10x lipat pada kehamilan trimester ketiga. Biasanya makanan dengan kaya zat besi saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan.
2. Defisiensi zat besi terjadi hingga 40% pada ibu hamil di trimester ketiga.
3. Mayoritas wanita hamil dengan anemia dikarenakan kekurangan zat besi.
MALTOFER Suplemen Penambah Zat Besi dengan kandungan Iron (III) Polymatose Complex (IPC)
Ketika kita kekurangan zat besi, hendaknya kita mengkonsumsi makanan seperti :
1. Daging sapi
2. Daging ayam
3. Kacang-kacangan
4. Sayuran hijau
Tapi mom, sekarang nggak usah khawatir karena Maltofer bisa mencukup kebutuhan Zat Besi yang mengandung Iron (III) Polymaltose Complex (IPC). Polymatose Complex melepaskan kandungan zat besi secara aktif dan terkontrol sesuai kebutuhan ke dalam tubuh sehingga tidak terjadi penumpukan zat besi.
Efek sampingnyapun sangat minimal karena Iron Polymaltose diserap secara aktif dan terkontrol sehingga tidak menimbulkan kelebihan zat besi yang dapat menyebabkan mual, luka lambung, gangguan jantung dan susah BAB.
Dan yang paling penting nih mom, Maltofer sangat aman dikonsumsi bersama dengan makanan dan minuman. Karena Iron Polymaltose Complex tidak bereaksi secara negatif dengan makanan, minuman maupun obat-obatan lain dan tidak menimbulkan stress oksidatif.
Tidak seperti vitamin kunyah lainnya, Maltofer memiliki rasa coklat yang enak sehingga bisa dikonsumsi langsung. Berasa kayak ngunyah coklat kesukaan nih mom. Apalagi Maltofer tersedia dalam 4 pilihan yaitu :
1. Maltofer Fol, yang diperkaya dengan asam folat untuk ibu hamil.
2. Maltofer Chew, berupa tablet kunyah IPC pertama di Indonesia untuk segala usia
3. Maltofer Syrup, berupa kemasan sirup isi 150 ml dengan kandungan 1 mL=10 mg Fe untuk anak dan dewasa
4. Maltofer Drops, berupa kemasan tetes isi 30 ml untuk bayi dan anak
Lengkap banget kan bunda? Sedangkan untuk mendapatkan info lengkap tentang produk maupun konsultasi, bunda bisa mengikuti media sosial Maltofer yaitu :
Waktu acara ini aku yo kaget mba ternyata sejak di janin kebutuhan zat besi kudu diperhatikan. Dulu tahunya zat besi ya kurang darah untuk dewasa aja
ReplyDeleteBuanyaak wawasan baru yang dibagikan di acara ini.
ReplyDeleteSo happy bisa ikutan
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Banyak informasi tentang zat besi yang selama ini tidak diketahui orang. Termasuk anemia yang ternyata penyebab utamanya kekurangan zat besi ��
ReplyDelete