 |
Staff Ahli Menteri Kominfo Bidang Hukum, Prof Henry Subiakto saat menjelaskan perkembangan bisnis E-commerce di Forum Sosialisasi Belanja dan Jualan Online: Murah, Cepat, dan Aman di Graha Widya Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya pada hari Rabu (19/9) |
Saat ini terdapat potensi besar yang wajib digali di Indonesia, karena jumlah masyarakat yang memiliki akses terhadap internet. Yang memungkinkan Indonesia untuk menjadi pasar transaksi online terbesar di Asia. Untuk itu di tahun 2020 mendatang, transaksi e-commerce di Indonesia ditargetkan mencapai US$ 130 milyar dan hal ini dapat terwujud jika UMKM turut terlibat dalam membangun pasar dari sisi penyedia barang.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)
mengadakan Forum Sosialisasi Belanja dan Jualan Online: Murah, Cepat, dan Aman
di Graha Widya Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Tidak hanya itu, juga mengadakan pelatihan
serta fasilitasi dan simulasi jualan online mengajak pengusaha UMKM (Usaha
Mikro Kecil dan Menengah) membangun dan menggerakkan usaha ecommerce di
Indonesia, mengingat potensi besar akan perkembangan transaksi online di
Indonesia.
Kali ini dengan menggandeng IWAPI
serta marketplace Blibli, dalam memberi edukasi UMKM terkait penggunaan
e-commerce. Diharapkan pelaku UMKM dapat semakin terstimulasi memaksimalkan
e-commerce untuk mengembangkan usaha mereka.
“Transaksi
online melalui portal e-commerce semakin populer digunakan di masyarakat luas, dan hal tersebut dapat dinilai sebagai perkembangan
positif. Karena semakin mudah menghubungkan penjual dan pembeli.
Dan harusnya UMKM semakin mengerti potensi pasar yang begitu besar.
Edukasi penggunaan e-commerce penting untuk terus dilakukan.” jelas Septriana Tangkary, Direktur Informasi dan
Komunikasi Perekonomian & Maritim.
Septriana berharap melalui acara
tersebut juga ingin melakukan sosialisasi gerakan Ayo UMKM Jualan Online.
“Data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UMKM terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 61,41%, dengan jumlah UMKM
hampir mencapai 60 juta unit. Namun, baru sekitar 8% atau sebanyak 3,79 juta
pelaku UMKM yang sudah memanfaatkan platform online untuk memasarkan produknya. Padahal tren pergerakan konsumen semakin memberat di
transaksi online.” jelasnya.
Untuk mengatasi rasa enggan para UMKM untuk
berpartisipasi dalam pengembangan e-commerce Indonesia, Kemenkominfo mengajak
beberapa narasumber yang terkait untuk membantu menunjukkan proses onboard
untuk pelaku UMKM, pengenalan pendaftaran jualan online dan bagaimana cara
melakukan jualan online.
Sementara Angger, Maintenance Blibli.co Surabaya
mengatakan potensi pasar UMKM sangat besar. Apalagi Blibli.com memiliki laman
khusus untuk UMKM dan produk lokal yakni Galeri Indonesia.
 |
Angger Maintenance Blibli.com Surabaya sedang memaparkan bagaimana produk UMKM bisa berjualan di portal blibli.com dalam edukasi bersama Kemenkominfo dan Iwapi di Surabaya (dok.pri) |
"Ini peluang besar bagi UMKM untuk memasarkan
produknya di e-commerce. Saat ini terdapat potensi besar yang wajib digali di
Indonesia, karena jumlah masyarakat yang memiliki akses terhadap internet
memungkinkan Indonesia untuk menjadi pasar transaksi online terbesar di Asia. Blibli.com siap menjadi mitra UMKM untuk bisa berkembang dengan memperluas pasar tidak hanya lokal, melainkan juga global.” jelas Angger.
Menurutnya di tahun 2020 mendatang, transaksi
e-commerce di Indonesia ditargetkan mencapai US$ 130 milyar. Hal ini dapat
tercapai, jika UMKM juga turut terlibat dalam membangun pasar dari sisi
penyedia barang.
Alasan Kenapa Harus Bisnis Online
Di era tekhnologi digital seperti sekarang ini, segala bentuk aktifitas lewat internet atau yang di sebut online semakin marak dan lebih disukai. Di samping praktis juga efisien, transaksi online di jamin murah, cepat dan aman.
Tetapi tentunya ada beberapa alasan yang menjadikan kita lebih memilih bisnis online, antara lain adalah :
1. Menjangkau pasar yang luas
Semua orang tidak hanya di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia dapat mengakses produk kita dan melakukan transaksi tanpa dibatasi jarak dan lokasi.
2. Tidak harus ada lokasi
Kita bebas menentukan lokasi bisnis, karena transaksi dilakukan melalui internet. Bisa dikelola di rumah atau bahkan ketika kita sedang bepergian.
3. Memangkas biaya
Bisnis online dapat memangkas banyak jenis pengeluaran seperti sewa tempat, operasional dan lain-lainnya.
4. Potensi pendapatan tidak terbatas
Melalui bisnis online, pendapatan kita tidak ditentukan oleh seberapa lama anda bekerja dalam sehati.
Ada kurang lebih 300 UMKM yang berpartisipasi dalam acara ini. Beberapa peserta yang cukup menonjol karena banyaknya pengunjung diantaranya adalah :
Batik Banyuwangi yang berani bermain warna
Menurut mbak Dian - asisten dari Galeri Batik Khanti yang menampilkan batik-batik khas Banyuwangi, bahwa ciri khas dari batik banyuwangi adalah warnanya yang cukup berani dan cerah. Kalau biasanya batik itu melulu berwarna putih, coklat atau hitam, tapi kalau batik Banyuwangi memunculkan aneka warna. Apalagi di tunjang bahan yang cukup bervariasai seperti katun dan chiffon. Penggemar batik Banyuwangi terdiri dari segala kalangan usia, dari yang muda sampai tua.
Biasanya mengikuti pameran di seputar kota Banyuwangi, Sidoarjo dan Surabaya saja. Batik Banyuwangi Khanti berharap bisa menjangkau penjualan lebih luas setelah mengikuti pameran ini. Untuk itulah, manajeman sudah menyiapkan akun media sosial seperti instagram dan facebook.
ITTU Jewelry Collections memanfaatkan batu alam dari Pacitan
 |
Booth dari ibu Agatha yang menampilkan aksesoris dengan merk ITTU (dok.pri) |
Berawal dari hobi dan ingin mempersiapkan bekal di hari tua, ibu cantik yang aktif di organisasi IWAPI ini - Aurellia Agatha Sylvia, membuka bisnis di bidang aksesoris. Meskipun sudah mempunyai kantor Konsultan Pendidikan, Agatha (panggilan akrabnya) masih ingin mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang disukainya itu. Tapi dari kegiatan tersebut dia tidak hanya menghasilkan pemasukan tambahan, melainkan juga membuka lapangan pekerjaan buat orang lain. Beberapa anak yang berkebutuhan khusus dari YPAC di beri kesempatan membantunya dalam membuat asesoris. Ternyata mereka cukup mampu dan berbakat lo, di lihat dari produk yang terpajang di booth ITTU Jewelry Collections, nama merk yang digunakan untuk produk asesorisnya tersebut.
 |
Ibu Agatha, owner dari ITTU Jewelry Collection (dok.pri) |
Meskipun jarang ikut pameran, tapi penjualan lewat online cukup mendapat respon yang bagus dari masyarakat. Apalagi ITTU Jewelry Collection tidak hanya menjual produk sendiri, tapi juga menerima pesanan. Baik itu desain maupun bahan batu yang dipunyai customer. Sedangkan bahan dasar batu untuk asesoris tersebut, banyak di ambil dari Pacitan. Yang memang cukup terkenal dengan batu-batuan alam yang sering dipakai untuk asesoris. Butik yang lokasinya di daerah Rungkut Menanggal Surabaya itu dari penjualan online biasanya sehari bisa menjual sekitar 20 produk. Bergabung dengan ecommerce diharapkan bisa mendongkrak penjualan lebih banyak lagi.
Sebenarnya masih banyak lagi peserta yang mengeluarkan produk unggulan, tidak kalah dengan peserta lainnya. Surprise banget melihat antusias para pengrajin yang banyak memanfaatkan bahan-bahan lokal untuk dijadikan sumber penghasilan. Salut buat penyelenggara, terutama Iwapi yang memunculkan ide keren. Diharapkan acara semacam ini bisa sering dan diperbanyak lagi.
 |
Antara lain para peserta yang mengikuti pameran (dok.pri) |
Kemenkominfo dan semua pihak yang terlibat pada acara ini yakin bahwa melalui edukasi dan pelatihan yang diberikan, para UMKM dapat segera mengambil peran dalam pembangunan industri ecommerce di Indonesia, dan menghadirkan ragam barang yang menarik bagi pasar yang terus berkembang tersebut.
Post a Comment