Berawal Dari Garasi Rumah, Es Krim Campina Siap Merebut Pasar Dunia

Dokumentasi pribadi

Kalau mendengar kata ice cream, apa sih yang terbersit dalam pikiranmu? Pasti yang paling banyak menjawab adalah makanan kesukaan anak-anak. Padahal semua usia suka banget lo dengan kudapan ringan itu. Terus kalau mendengar nama ice cream Campina? Semua pasti sudah tahu dong, kalau itu adalah salah satu merk ice cream  terkenal kebanggaan kita. Tapi kalian tahu nggak kalau ternyata ice cream Campina itu asli buatan arek Suroboyo? Jangankan kalian, saya aja juga baru tahu lo!

Jadi nggak sabar pengen tahu ceritanya kan?

Pada hari Selasa 31 Juli 2018 kemarin, saya bersama 19 Kompasianer dari berbagai daerah mendapat kesempatan berkunjung ke pabrik ice cream Campina yang lokasinya di Kawasan Rungkut Industri Surabaya. Meskipun terhitung tetangga, karena jarak rumah ke lokasi tidak sampai 15 menit. Tapi saya belum pernah punya kesempatan mengunjungi salah satu pabrik ice cream terbesar di Indonesia itu. Dan ternyata tidak hanya kompasianer saja, ada juga teman youtuber dan vlogger yang turut menyemarakkan acara bertajuk “Kompasiana OnLoc, Campina Factory Tour” itu. Nantinya, kami tidak hanya sekedar diberi tahu tentang cara membuat ice cream, mengemas  sampai proses pengirimannya. Tapi juga melihat suasana pabrik, sejarah sampai peraturan serta tata tertib yang berlaku di lingkungan pabrik PT Campina.

(dokumentasi pribadi : @mbakavy)
Pukul 08.00 WIB kami sudah harus sampai di lokasi, karena mengingat banyak juga kompasianer yang datang dari luar kota seperti Madiun, Malang bahkan dari Bali. Setengah jam kemudian sudah tampak ramai kompasianer, youtuber dan vlogger yang hadir. Seperti biasa, sudah mulai pemanasan mulai foto session dan ngevlog ala-ala seperti saya (ngaku banget hehehe). Sampai ada komando dari tuan rumah, mbak Anis dari Public Affair Division menjadi wakil tuan rumah sekaligus menjadi pemandu acara hari ini. 

Sebelum masuk, peserta diminta berbaris rapi untuk mendapat arahan sekilas tentang peraturan dan tata tertib yang berlaku di dalam area pabrik. Antara lain :
-         - harus menggunakan sepatu dan kaos kaki
-         - dilarang memakai sandal
-         - dilarang merokok
-         - dilarang meludah sembarangan
-        -  dilarang membuang sampah sembarangan
-         - gunakan jalur pejalan kaki yang sudah disediakan (tidak boleh melewati garis kuning)
-         - mencuci tangan setiap keluar dari kamar mandi
-        -  wajib menggunakan baju yang bersih dan sopan
-        -  harus mengutamakan keselamatan

Selanjutnya kami dipersilahkan masuk, tapi sebelumnya membersihkan tangan dengan sabun yang sudah disediakan. Di lobi tampak ada beberapa benda-benda bersejarah, salah satunya adalah alat pembuat es krim cone.

Alat membuat es krim cone (dokumen : @mbakavy)
Para peserta di minta menikmati coffee break sebelum memulai acara di sebuah mini bar di lantai 2. Tuan rumah sudah menyediakan the dan kopi hangat serta makanan kecil yang lumayan untuk mengganjal perut pagi itu. Di ruangan itu juga tampak banyak terdapat benda-benda kuno bersejarah yang menandakan perjalanan es krim Campina dari dulu hingga sekarang.


Mengenal jenis-jenis es krim Campina

Selanjutnya kami masuk ke dalam satu ruangan yang dinamakan Concerto. Dimana ruangan tersebut di tata seperti bioskop kecil. Kursinya berjajar rapi menghadap layar lebar yang nantinya akan di putar video-video layaknya menonton bioskop.

Sambutan pertama dari tuan rumah diwakili oleh pak Mustofa Saadji selaku Brand Manager, yang memperkenalkan produk-produk dari es krim Campina. 


Sejarah berdirinya ice cream Campina


Sebelum mulai berkeliling melihat situasi pabrik, bapak Soekaryono sebagai Public Affair Officer menceritakan sejarah awal berdirinya PT Campina.

Bapak Soekaryono - Public Affair Officer (dokumen : @mbakavy)

Kisah dimulai pada tanggal 22 Juli 1972 ketika bapak Darmo Hadipranoto bersama istrinya punya ide membuat ice cream sendiri untuk menyenangkan anaknya. Selanjutnya mereka membuka usaha keluarga dengan berbisnis ice cream tersebut di garasi rumahnya di jalan Gembong Sawah Surabaya dengan menggunakan nama CV Pranoto.

Pada tahun 1973 ice cream buatan pak Darmo semakin di kenal dan menjadi favorit masyarakat, yang selanjutnya mengundang Guberur Jawa Timur waktu itu HM. Noer berkunjung ke pabrik.

Lama kelamaan bisnis itu berkembang pesat, sehingga pada tahun 1984 pindah ke Kawasan SIER Surabaya seiring dengan meningkatnya varian produk dan cara penjualan yang makin beragam. 

Kemudian tahun 1994 bergabunglah keluarga bapak Sabana Prawirawidjaja dari PT Ultra Jaya Milk Industry dalam kepemilikan saham, sehingga berganti nama menjadi PT Campina Ice Cream Industry. Dan semakin mengukuhkan Campina menjadi produsen es krim terbesar. 

Campina semakin berkembang pesat memperkuat produknya, salah satunya dengan melakukan kerjasama bersama jaringan TV Kabel khusus untuk tayangan anak-anak Nicklodeon. Campina menjadi satu-satunya pemegang lisensi produk es krim “Spongebob” dan “Avatar” di Asia Tenggara.

Bapak Karyono juga menjelaskan tentang komitmen Campina yang selalu memegang teguh prinsip usaha “bersahabat dengan lingkungan”. Hal ini diwujudkan dalam bentuk partisipasi dalam menjaga keseimbangan alam untuk mengurangi pemanasan global. Beberapa contoh kegiatan yang sudah dilakukan adalah :

1.     Penanaman 1.000 pohon di Banda Aceh
2.     Adanya Roof Top Organic Garden di lingkungan pabrik
3.     Pengolahan sampah menjadi kompos
4.     Mewujudkan gaya hidup sehat dengan menu vegan di kantin karyawan setiap hari                                                                            

Melihat proses produksi es krim Campina

Sayang banget ketika kegiatan keliling pabrik Campina, kami tidak diperbolehkan membawa kamera maupun ponsel. Sehingga tidak bisa mengabadikan step by step proses produknya. Perjalanan dimulai dari ruang laboratorium, dilanjutkan ke proses produksi yaitu packing sampai penyimpanan. Masih banyak menggunakan tenaga manusia, tapi tetap terjaga kebersihan dan kerapiannya.

Wajib menggunakan jaket tebal sebelum masuk ruang penyimpanan (dokumentasi : mbak Mita)
Sebelum memasuki ruang penyimpanan, kami diminta untuk menggunakan jaket tebal. Juga di beri arahan bagi yang mempunyai penyakit asma atau alergi dingin untuk tidak masuk. Karena suhu di dalam bisa mencapai minus 24 derajat.

Kata mbak Anis, karyawan yang bertugas di ruang penyimpanan ini (cold storage) mempunyai tugas selama 4 jam sehari. Setiap satu jam bekerja, mereka harus istirahat di luar selama satu jam. Itu untuk menetralisir suhu tubuh supaya tidak kedinginan atau membeku di dalam ruangan. Begitu seterusnya sampai habis 4 jam waktu kerja setiap harinya.

Makan siang di kantin vegan PT Campina

Setelah berkeliling dari satu ruang ke ruang lain, nggak terasa waktu sudah menunjukkan saatnya makan siang. Tanda-tanda alampun terdeteksi ketika perut sudah berbunyi kencang kruyuk-kruyuk. Kami dipersilahkan menuju kantin untuk makan siang, berbaur dengan para karyawan lainnya.

Kantin yang di sebut sebagai kantin vegan itu tidak terlalu luas, tapi sangat bersih. Kenapa di sebut vegan? Karena semua menu masakan yang disajikan tidak ada yang mengandung daging, tapi dari tumbuhan terutama jamur. Jadi memang menganut pola makan vegetarian.

(Dokumen : Eta Rahayu)

Seperti biasa, kami diwajibkan untuk mencuci sekaligus mengeringkan tangan sebelum melakukan aktifitas makan siang. Selanjutnya berbaris rapi menunggu giliran, karena memang makan siangnya diambilkan oleh pengelola kantin. Dengan tujuan, supaya mengambil makannya tidak sampai berlebihan yang ditakutkan tidak sampai dihabiskan. Tapi kalaupun memang kurang, diijinkan untuk nambah. Yang jelas tidak boleh tersisa sebutir nasipun.

Menu siang ini adalah sate jamur tiram, cah sawi putih, kothokan tempe yang semuanya enak banget, plus buah pisang. Seperti di awal sudah disampaikan oleh ibu Anis, bahwa PT Campina mendukung para petani jamur di Surabaya dan Malang. Jamur-jamur tersebut menjadi bahan pokok menu vegetarian dari kantin PT Campina untuk membangun pola hidup sehat para pegawainya.

Selesai makan, kita diharuskan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Seperti siang ini ada lidi tusuk sate jamur tiram, kertas tissue dan kulit pisang. Bahkan gelas serta piringpun ada tempat tersendiri.

Menikmati ice cream sepuasnya

Selesai makan siang, para kompasianer dipersilahkan masuk ke suatu ruangan yang di beri nama Avatar. Nah, ini saat yang sudah di tunggu dari tadi hehehe....makan es krim sepuasnyaaaaaaa!

(dokumen pribadi)

Ternyata, nggak cuman anak-anak saja yang happy banget kalau ditawari es krim.  Semua peserta yang bukan anak-anak itupun bersorak kegirangan ketika melihat beberapa buah freezer dengan isi komplit semua jenis ice cream Campina. Saya 
mengambil 4 buah jenis ice cream salah satunya adalah favorit saya yaitu Hula Hula rasa Durian. 


(dokumen pribadi)

Kurang lebih satu jam kami bereksplorasi mencoba semua jenis ice cream yang disediakan pihak tuan rumah. Meskipun akhirnya cuman bisa menghabiskan 4 buah saja, karena sebelumnya sudah kenyang setelah makan siang yang nikmat tadi. 


Setelah makan ice cream sepuasnya, kami diminta untuk kembali ke ruang Concerto karena acara hari ini akan segera di tutup oleh bapak Adji Anjono Direktur PT Campina Ice Cream Industry. Banyak pelajaran berharga yang bisa kami petik pada pengalaman hari ini. Lebih dari 46 tahun es krim Campina hadir, dan telah memberikan banyak manfaat. Baik untuk karyawannya maupun untuk masyarakat yang menjadi konsumen. 

Sebagai arek Suroboyo, sayapun berharap perusahaan es krim Campina bisa makin mendunia sehingga mampu menggeser produk luar yang sekarang masih sangat didominasi. Tidak ada yang tidak mungkin, karena PT Campina Ice Cream Industry sudah memenuhi semua standard yang sudah ditetapkan internasional. Kita tunggu kiprah selanjutnya arek Suroboyo!


Post a Comment

Inspiravy
Theme by MOSHICOO