Perempuan harus bisa jaga diri (foto dari facebook wsdk)
Kekuatan Di Balik Kelembutan Seorang Perempuan - Perempuan adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat spesial. Konon
penciptaannya pun memakan waktu yang jauh lebih lama jika dibandingkan dengan
penciptaan lelaki. Seorang perempuan dilahirkan dengan hati yang lembut, watak
yang halus dan batin yang perasa. Karena sifatnya yang memang ‘lemah’ jika
dibandingkan dengan lelaki, maka tidak jarang banyak perempuan yang diintimidasi
oleh lawan jenis. Bukan hanya intimidasi fisik, seperti kekerasan dalam rumah
tangga atau KDRT. Namun juga intimidasi batin seperti verbal bullying serta
adanya pelecehan seksual.
Sebenarnya perempuan bisa menjadi jauh lebih kuat jika dibandingkan
dengan lelaki, sebab mereka memiliki kekuatan tersembunyi yang jarang sekali
dieksplor. Sehingga banyak hal buruk yang menimpa perempuan saat berada dalam
situasi yang kurang menguntungkan. Kekuatan tersembunyi yang dimiliki oleh
seorang perempuan adalah kelembutan yang mereka miliki.
Suasana workshop di gedung serba guna Stiesia (dok.facebook wsdk)
Melalui Workshop "Beladiri
Praktis untuk Perempuan Bersama WSDK" yang diadakan pada hari Jumat 16 September 2016 lalu, akan ditunjukkan
bagaimana caranya mengolah kelembutan yang mereka miliki sebagai self defence
atau perlindungan diri yang paling kuat. Workshop singkat yang tak sampai satu
hari itu akan mengajarkan para perempuan teknik-teknik praktis yang tak perlu
menggunakan terlalu banyak tenaga. Namun bisa memberikan perlindungan yang
maksimal untuk perempuan. Pelajar dan perempuan yang masih melajang sangat
rawan akan tindakan kriminal dan pelecehan. Maka diharapkan semakin banyak
perempuan yang bergabung dan mengikuti workshop untuk memperkuat pertahanan
mereka masing-masing. Sekalipun demikian, perempuan yang telah menikah dan
berusia dewasa juga harus mengetahui trik khusus membela diri ala WSDK ini. Untuk
mengantisipasi kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
WSDK itu sendiri merupakan kepanjangan dari Women Self Defence of
Kopo-Ryu. Yakni sebuah organisasi beladiri khusus perempuan untuk membela diri
masing-masing. Yang menarik dari beladiri perempuan ini adalah senjata yang digunakan
pun bukan senjata berat atau senjata logam (belati, pisau dan sebagainya)
melainkan benda-benda yang biasa dibawa oleh perempuan dan digunakan dalam
kegiatannya sehari-hari. Dari mulai payung, cermin, tas, sepatu dan bahkan gincu
serta kertas tisu pun bisa dimaksimalkan kegunaannya sebagai media perlindungan
diri.
Peserta di beri kesempatan untuk memperagakan aksi bela dirinya (foto facebook wsdk)
Women Self Defence Kopo-Ryu ini tidak menggiring para pesertanya untuk
menjadi ahli beladiri. Namun para perempuan akan dibekali kemampuan dan
teknik-teknik dasar untuk mengubah gerakan refleks seperti mendorong, menampar,
cubit dan menendang. Jadi gerakan yang fatal bagi penyerang. Dengan memusatkan
tenaga pada beberapa bagian tubuh (terutama bagian yang akan digunakan untuk
melawan), maka perempuan bisa menyerang titik vital si penyerang dan bisa
melarikan diri.
WSDKini berdiri atas keprihatinan Sofyan Hamballi
atas tingginya angka kejahatan pada perempuan di Bandung Raya, yang disebabkan oleh stigma perempuan lemah. Dan kaum perempuan yang tak tahu bagaimana caranya menyelamatkan diri
dengan cara yang praktis dan efektif. Sejak tahun 2006 silam, hingga saat ini sudah
lebih dari 5.000 perempuan bergabung bersama WSDK, membuat perkembangannya
makin pesat dan nama WSDK makin terkenal.
drg. Wike (dok.pri)
Foto di sebelah adalah drg. Wike, pemegang Dan-1 Kyoren Yudansha. Seorang dokter gigi dan istri dari Kapolresta Pasuruan. Memberikan testimoni sebagai anggota senior WSDK, bagaimana cara menghadapi kejahatan di tempat umum.
Semakin banyak perempuan yang bergabung dengan WSDK, maka semakin
banyak pula perempuan mandiri yang bisa melindungi dirinya sendiri dan angka
kejahatan terhadap perempuan akan turun sedikit demi sedikit seiring dengan
berjalannya waktu. Sekalipun WSDK sudah menyebar layaknya virus positif ke
lingkungan yang lebih luas, namun promosi dan pengenalan WSDK masih terus
gencar dilakukan ke sekolah-sekolah, instansi pemerintahan, universitas serta ke
berbagai lembaga lainnya. Tahun lalu bahkan WSDk bekerja sama dengan Dinas
Tenaga Kerja Jawa Barat untuk melatih calon trainer beladiri, dan mengajarkan
teknik beladiri praktis untuk calon TKW.
Dengan adanya Women Self Defence of Kopo Ryu ini, maka perempuan bisa
menjadi diri mereka sendiri dan terlepas dari ketakutan atas risiko tindakan
kriminal yang mengintai. Perempuan tetaplah perempuan yang lembut, namun lembut bukan berarti lemah, dalam
kelembutan tersimpa kekuatan.
Para peserta pelatihan bersama pelatih dari WSDK pusat (dok.pri)
solusi bgt utk mengatasi aksi kejahatan pelecehan dan kdrt ya mbak. makasih udah berbagi
ReplyDeletekita harus bisa menjaga diri sendiri...itu yg terpenting mbak wawa
Deleteterima kasih juga sudah di beri kesempatan ya
penting juga ya Mba bagi perempuan belajar beladiri seperti ini.. Buat jaga2 aja..
ReplyDeletebetul mbak rita... krn kita jg tdk bisa menggantungkan orang lain untuk selalu menemani :)
DeleteWow keren. Makasih mbak Avy sdh mau berbagi lewat tulisannya yg oke punya dan ikut ambil bagian dari pelatihan wsdk.
ReplyDeleteSalam
Eko H. Head Coach WSDK
Wow keren. Makasih mbak Avy sdh mau berbagi lewat tulisannya yg oke punya dan ikut ambil bagian dari pelatihan wsdk.
ReplyDeleteSalam
Eko H. Head Coach WSDK
Seru ya ikut pelatihan pertahanan diri...dari dulu pengen ikut taekwondo belum kesampaian nih mba :)
ReplyDelete