Sensasi Sate Kere Di Pasar Kangen Jogjakarta

Gelar Seni berbarengan dengan Pasar Kangen Jogjakarta (dok.pri)

Setelah 3 hari mengikuti Pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2016 di hotel The Alana Jogjakarta, sengaja saya tidak langsung kembali ke Surabaya. Rasanya rugi kalau tidak tinggal sejenak, menikmati keramahan kota yang populer dengan sebutan kota budaya atau kota pelajar itu. Saya bersama 3 orang teman yaitu mas Didik Jatmiko dari Bojonegoro, mas Very dan mas Dimas dari Solo sudah bikin janji dengan blogger senior Jogja yaitu pak Ang Tek Khun dan koko Ahmad Muttohar blogger Magelang yang kebetulan sedang berkunjung ke Jogja. Tempat ketemuan sudah disepakati yaitu di Taman Budaya Yogyakarta. Kebetulan sedang ada acara tahunan yaitu Gelar Seni dan pameran kuliner Jogja dengan judul "Pasar Kangen". Wah, saya merasa beruntung sekali bisa bertemu momen ini pas berkunjung ke Jogja. Jadi harus dimanfaatkan sekali.


Pasar Kangen yang bikin kangen (dok.pri)

Kangen adalah sebuah rasa rindu. Bisa ditujukan pada siapapun atau apapun. Perasaan yang manusiawi ketika rindu pada seseorang atau sesuatu karena lama tidak dijumpai lagi. Sedangkan Pasar Kangen ini maksudnya adalah satu bentuk ekspresi kerinduan pada makanan daerah atau kuliner khas Jogja tempo dulu, yang sudah jarang dijumpai sekarang. Demi mengobati rasa rindu itu, diselenggarakanlah Pasar Kangen Jogja yang dilaksanakan mulai tanggal 19-27 Juli 2016 lalu.


Hampir semua stand yang ikut pameran, menyajikan kuliner khas Jogjakarta tempo dulu. Yang sudah jarang sekali di temui pada hari-hari biasa. Melihat pengunjung yang tumpah ruah, mencerminkan bahwa masyarakat Jogja memang masih sangat mencintai budaya nenek moyang turun temurun. Saya pun masih melihat-lihat aneka ragam stand yang menjual makanan minuman, sambil menikmati suasana.


Stand Jangan Ndeso (Sayur Desa) 
Stand Wdang Soklat (dok.pri)
Stand Gudeg Kremez (dok.pri)
Stand Toprak Telor (dok.pri)

Setelah beberapa kali mengintari stand-stand yang hampir semua dipadati pembeli, pandangan saya tertumbuk pada stand dengan papan bertuliskan menu yang unik tapi cukup menarik. SATE KERESaya pun mendekat dan mencoba mencari tahu apa sih sate kere itu? Seorang pemuda yang sedang sibuk membakar beberapa tusuk sate, masih sempat menjawab beberapa pertanyaan yang saya ajukan. 

Akhirnya saya mengajak teman-teman untuk berhenti, maunya ngobrol sambil pengen mencoba kuliner yang baru pertama kali saya dengar itu. Ternyata disediakan beberapa lembar tikar gratis, sehingga kami bisa duduk lesehan. 


Stand Sate Kere (dok.pri)

Kere adalah bahasa Jawa, kalau dalam bahasa Indonesia artinya miskin. Menurut penjualnya, disebut sate kere karena yang di bakar adalah gajih (lemak sapi) saja. Tanpa daging sama sekali. Sehingga harganya lebih mudah daripada sate daging. Yang konon pembelinya lebih banyak dari kalangan  menengah kebawah.


Sate Kere (dok.pri)

Memang bagi sebagian orang, lemak di bagian daging hanya akan dikonsumsi kalau dalam kondisi kepepet alias ketika tidak punya uang. Mungkin karena pendapat itulah, akhirnya diberi nama sate kere. Tapi bagi yang doyan, sate kere rasanya sangat gurih dan lezat. Terutama kalau dinikmati bersama lontong. Selain itu, harganya juga sangat murah. Satu porsi 5 tusuk hanya 10 ribu rupiah. Jadi cukup terjangkau bagi semua kalangan. Termasuk kalangan kere sekalipun hehehe....

Sate Tempe Gembus (dok.pri)


Selain sate kere, di stand itu menjual juga sate tempe gembus. Yaitu tempe yang di buat dari ampas tahu. Sebagai penyuka tempe, saya penasaran banget gimana rasanya. Karena setahu saya, tempe gembus itu agak pait. Sayapun memesan 1 porsi sate tempe plus lontong. Dan ternyata... Rasanya super enak. Rasa tempenya jadi lezat sekali ketika bercampur dengan bumbu kacang plus kecap yang gurih dan manis. Dengan harga 8 ribu rupiah, 5 tusuk sate tempe gembus cukup membuat kenyang.


Dengan ditemani segelas es teh manis, rasanya sore yang beranjak senja itu cukup sempurna. Di temani sahabat-sahabat blogger Jogjakarta yang keren, sambil bercanda dan bertukar cerita. Karena cukup lama tidak saling bertemu. Memang kami pernah bersama-sama dalam acara Gathering Netizen Bersama MPR waktu di Solo tahun 2015 dan Jogjakarta 2016 yang baru lalu.


Blogger Surabaya, Bojonegoro, Solo & Jogja (dok.pri)
Menikmati kebersamaan di Pasar Kangen (dok.pri)

Terima kasih Jogja....!




17 comments

  1. Aku pernah makan sate kere, mba. Rasanya gurih ya. Hihii. Kalau di Surabaya adanya sate lalat ya mba. Saking kecil kayak lalat :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. gurih banget mbak rach...krn gajih semua hehehe
      saya cuman incip satu...krn gak terlalu suka
      kapan nih mudik ke surabaya?

      Delete
  2. Di Taman Budaya ya. Seru juga ya pasar kulinernya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak nita...event tahunan setiap setahun sekali

      Delete
  3. wuaa, saya suka nih mba. daging yang ada lemaknya. Biasnaya kalau bikin rendang nemu dikit2 daging yang tipe bgini jadi rebutan. upss ketauan kerenya ya. Eh tapi memang enak kok. hihi.. duh jadi ngiler....

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha....awas kolesterol mbak ira
      kalo aku sebenarnya gak terlalu suka
      itu incip2 aja krn penasaran

      Delete
  4. whaha nama namanya unik-unik ya.. walaupun saya orang sunda tapi saya cukup mengerti dengan tulisan-tulisan pada foto di atas :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe... iya mas effendi... namanya jowo banget :)

      nuhun ya

      Delete
  5. Kalo di solo, sate kere dari tempe gembus, mbak. Belum pernah beli sih. Tapi pas denger pertama kali, kayak aneh gitu. Pas nanya, e ternyata dari tempe gembus. Kalo di jogja malah dari gajih ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang mendapat sebutan sate kere itu sate gajih mbak... tapi sate tempe gembus ada sendiri, dan saya malah suka itu.... sedep banget

      Delete
  6. Mba Avy, foto fotonya keren euyy....

    ReplyDelete
    Replies
    1. foto makanan kan selalu keren....krn berhasil bikin laper hehehe

      Delete
  7. Kalau aku lebih suka sate gembusnya mbak hehe. Soalnya takut kolekstrol kalau makan sate kere haha.

    ReplyDelete
  8. sate kere, belom pernah yobain :3
    tapi kalo isinya gajih semua saya mikir2 buat makannya, kolesterol meningkat nanti wkwk

    ReplyDelete
  9. lucu2 ya namanya:)) jadi pengen coba!

    Adis takdos
    travel comedy blogger
    www.whateverbackpacker.com

    ReplyDelete
  10. Waaah, jadi kangen jogja nih mbak >.<

    ReplyDelete
  11. Nah iya mbak kl sate kere Jogja ya itu tadi kan gaji (sandung lamur). Untuk sate tempe gembos'y di namakan sate kere juga di solo... Enak ya mbak, aku juga suka hehehehe

    ReplyDelete

Inspiravy
Theme by MOSHICOO