![]() |
Foto milik : Dina NA |
Riak-riak kecil ombak menyapu tepian, pasir pantai yang berserakan
menerobos gelombang tanpa halangan, sejuk
membasuh jiwa para petualang
yang tiada henti menuliskan jejak kenangan, dalam persinggahan akhir di
setiap pelabuhan...
Camar berkejaran di antara awan biru, pelan meninggalkan
ujung dermaga yang sepi kelu
merebak panas di sudut belahan bola mataku, butiran kristal tak mampu menepis gundah kalbu,
dan sejumput asa melintas ragu, ketika senja terhampar kelam di pelabuhan rindu...
Wahai pencuri hatiku,
ketika hujan membasahi setiap lekuk pantaiku, ketika petir
berteriak memanggil namamu
menggambarkan pedih dan jeritan jiwaku, menguntai harapan tuk
menagih janjimu,
yang akan kembali bersandar di dermagaku...
Wahai pemilik rinduku,
mampukah angin membawa rintihan kalbu, atau gelombang yang
turut mencari jejakmu
karena merpati tak sanggup menyampaikan pesanku,
bahkan camar tak sudi memberitahu keberadaanmu...
Di ujung senja lembayung membiru… menyapu pandangan dalam remang nan sahdu
pintanya aku tuk berhenti memintal benang rindu…karena bayanganmu semakin semu
bahkan tak tergambar dalam desir angin lalu...
Maafkan aku… harus
sejenak mengalihkan bayanganmu dari bingkai gelisahku
tapi aku tak akan pernah berhenti mengharapkanmu,
karena kamu sudah kutasbihkan sebagai nakhkoda dalam pelabuhan
rinduku...
Ruang Rindu, 10-02-2015
21:45 WIB
21:45 WIB
Puisi ini diikutsertakan dalam event "Giveaway : Puisikan Rindumu"
woow, salut sama mba avy, puisinya menggetarkan saya yang membaca
ReplyDelete