Ide itu muncul ketika saya di beri amanah untuk menjadi
Ketua PKK di kampung tempat saya tinggal. Ingin melakukan sesuatu yang berguna
dan bermanfaat bagi seluruh warga. Dimana ketika kondisi perekonomian semakin
terpuruk dengan harga kebutuhan pokok yang terus menerus naik, sering saya
menjadi tempat curhat ibu-ibu seputar kondisi keuangan yang serba mepet.
Akhirnya saya mengajak beberapa pengurus RT untuk memanfaatkan sampah yang bernilai ekonomis dengan membentuk Bank Sampah. Semuanya kami persiapkan dan kerjakan sendiri. Dari mulai membentuk pengurus Bank Sampah, menyiapkan harga barang-barang bekas yang bernilai ekonomis sampai mencari pengepul yang mau membeli sampah kami. Memang anggotanya tidak terlalu banyak, karena masih terbatas di lingkungan sendiri. Dan tidak terduga ternyata responnya sangat bagus, tidak hanya di lingkungan saya sendiri. Sekarang sudah banyak diikuti di warga sekitar perumahan kami. Dampak positif dari kegiatan tersebut adalah kami bisa kompak menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Terutama sampah yang sulit di urai seperti sampah plastik. Juga memberikan pemasukan tambahan bagi warga, serta menumbuhkan kerukunan dan kebersamaan dalam mendukung pelaksanaan program tersebut.

Setelah kegiatan Bank Sampah di kampung terbilang sukses
dan lancar, selanjutnya ide itu saya kembangkan melalui komunitas yang saya
bentuk dengan nama KOWAD (Komunitas Wanita Madiun). Saya mengajak para anggota
untuk aktif mengumpulkan sampah-sampah di rumah yang bernilai ekonomis untuk di
setorkan ke Bank Sampah. Sedang uang hasil penjualan tersebut dimanfaatkan
untuk berbagai kegiatan sosial. Komunitas itu sudah terbentuk hampir 2 tahun.
Dari namanya bisa di tebak bahwa anggotanya memang para wanita yang berasal
dari Madiun dan sekarang tinggal di kota Surabaya, Sidoarjo dan sekitarnya.
Kami rutin melakukan pertemuan minimal sebulan sekali.
Di samping menyantuni anak yatim, kami juga mengunjungi
orang-orang tua yang tinggal di panti jompo. Sebagai pendiri dan ketua dalam
komunitas tersebut, saya bertanggung jawab penuh dalam mengkoordinir
sampah-sampah yang ada. Dari mengambil ke rumah masing-masing anggota, memilah
sesuai kriteria yang ditentukan pengepul sampai kemudian menyetorkan Bank
Sampah, mengelola dana yang akan di pakai dan melaporkan semua kegiatan sosial
yang akan maupun sudah kami kerjakan. Memang butuh waktu dan kesabaran. Tapi
selama itu berguna untuk orang lain, saya cukup merasakan kebahagiaan daripada
melakukan kegiatan yang tidak jelas.
Itulah arti berbagi kebahagiaan yang sesungguhnya bagi
saya. Tidak harus mahal atau menunggu kita mempunyai uang yang berlebih.
Ibaratnya, sekali kita dayung, dua tiga pulau terlampaui. Dengan memanfaatkan
sampah ekonomis, kita tidak hanya menjaga lingkungan tapi juga bisa membantu
untuk sesama.
Yang tidak kalah menggembirakan adalah momen bahagia bersama sahabat yaitu ketika mereka begitu antusias memotivasi dan memberi
semangat kepada saya dalam menjalankan program komunitas tersebut. Tentunya
tidak hanya itu saja. Ketika mereka juga turut bergerak melakukan sesuatu dan
langsung turun ke lapangan untuk mendukung komunitas yang saya bentuk.
Dan ternyata inspirasi bahagia juga bisa dari mana saja
dan dari siapa saja. Semenjak berhenti sebagai orang kantoran, sebenarnya saya
tidak merasa otomatis mempunyai banyak waktu luang. Hampir 24 jam seluruh waktu
dan perhatian saya sepenuhnya memang untuk mengurusi keluarga, terutama
mendampingi anak-anak yang mulai beranjak dewasa. Awalnya memang agak sulit
menerima keadaan yang sangat jauh berbeda dengan ketika hari-hari disibukkan
dengan segala urusan kantor. Saya menganggap nantinya pasti akan menemui
kejenuhan dan kebosanan. Tapi ketika saya memutuskan untuk kembali aktif
menulis di blog, sungguh di luar dugaan. Saya merasa seperti menemukan dunia
yang baru.
Dan itu pula arti sesungguhnya bahagia bersama keluarga. Karena saya masih bisa melakukan banyak hal. Tanpa harus melalaikan
kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Tapi masih bisa mengisi waktu luang dengan
hal-hal yang menyenangkan tanpa harus keluar rumah. Bank sampah sudah menjadikan saya seperti manusia baru.
Dimana saya bisa membantu meringankan beban ekonomi keluarga, berbagi rejeki
untuk sesama yang membutuhkan dan mempererat hubungan silaturahmi antar
teman. Lewat Bank Sampah saya bisa “menabung” cinta, kasih dan sayang untuk
sesama.
Seperti juga tabloid Nova yang menginspirasi saya untuk
selalu berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Karena ketika kita selalu
menyebar kebahagiaan itu, rasanya akan terus berbunga dan menebar harum ke
seluruh penjuru kehidupan kita. Melalui Berbagi Bahagia Bersama
TabloidNova.com, saya ingin berbagi informasi yang kelihatannya sepele tapi
sangat bermanfaat buat orang lain.
Yang penasaran, segera klik banner di bawah ini. Kamu
akan mendapatkan informasi lengkap dan jelas. Tapi jangan lupa untuk dibagikan
lagi ya? Siapa tahu dengan berbagi itu, nantinya keberuntungan akan singgah kepada
kita, saya ataupun anda.
"Bahagia itu bukan apa yang kita dapatkan, tapi bahagia itu adalah apa yang kita berikan"
Haduuuh....kalau Mbak Avy wis ikutan, mending mundur teratur....
ReplyDeletelha saya ini masih belajar lho mbak... sebelumnya malah nggak ngerti apa itu SEO :D
Deletejangan gitu dong...malah saya yg minder hehehe... di tunggu ya artikelnya...