Emosi Bisa Membuat Awet Muda

Kok bisa sih???

Padahal EMOSI identik dengan marah-marah, tensi tinggi, kerut yang bermunculan di wajah, mulut manyun di tekuk, mata melotot. Semuanya tentu mempunyai efek yang sangat negatif buat diri sendiri. Salah satunya adalah bisa terkena penyakit jantung atau darah tinggi, sedang salah duanya tentu saja berdampak pada wajah yang jadinya kelihatan jelek, tidak cerah dan cepat tua.

Saya pernah punya bos seorang cewek, dengan posisi yang cukup tinggi sebagai General Manager. Sebut saja bu Merry (nama sebenarnya…. eh).

Sebagai GM yang memimpin suatu mall besar, tentunya semua tanggung jawab dibebankan di atas pundaknya. Dan dia adalah tipe orang yang sangat teliti, detail, dan pasti smart. Beda jika pemimpin itu seorang laki-laki, kalau sudah perempuan yang turun tangan apa saja bisa di bahas dan menjadi masalah.

Dia mempunyai kebiasaan yang jelek banget, yaitu tiada hari tanpa marah-marah. Karena segala sesuatu maunya seperti yang dia inginkan dan harus sempurna. Sebagai pimpinan tertinggi di Management, tidak ada satu pun yang berani membantah apalagi memberi alasan.

Suatu saat saya mendapat kesempatan untuk mengantar dia ke suatu acara. Sepulangnya, karena semobil cuman berdua dan ingin sedikit mencairkan suasana - saya tercetus untuk iseng-iseng menanyakan sesuatu (yang lama saya pendam). Sebenarnya agak takut, tapi saya melihat situasinya begitu santai. Justru beberapa kali dia yang mengajak guyonan.

“Buk, saya pengen nanya nih… Apa nggak capek tuh tiap hari selalu marah-marah sama anak-anak (karyawannya). Dan saya juga heran, selama hampir setahun kerja di sini…nggak pernah tuh sekalipun ibu sakit atau tidak masuk kantor…?”

Yaaahh….salah satu yang saya heran juga, beliau mempunyai fisik yang sangat kuat. Dengan usia sekitar 44 tahun, penampilannya sangat energik dan fresh. Padahal untuk jam masuk kantor selalu sama dengan karyawan yang lain, yaitu jam 08.30 WIB. Dan selalu on time datangnya. Pulangnya bisa lebih dari jam 11 malam, karena dia harus cek seluruh gedung perbelanjaan sampai jam tutup mall.

Dan jawabannya sungguh di luar dugaan saya. Kurang lebih alasannya adalah seperti ini:

1. Mengeluarkan energi negatif dari dalam hati (jiwa).
Emosi atau marah adalah suatu energi negatif. Itu akan sangat berbahaya kalau kita terlalu lama menyimpannya di dalam tubuh. Karena akan merongrong dan menimbulkan penyakit. Dengan mengeluarkan semua energi negatif itu, berarti di dalam tubuh kita akan tinggal energi positif.

2. Memompa energi (tenaga) baru untuk memacu aktifitas dirinya.
Seperti kegiatan olahraga, dengan melampiaskan emosi secara otomatis dia merasa seperti berolahraga. Sehingga ada tenaga yang dihasilkan untuk menambah energi setiap dia mengeluarkan emosi itu. Dia tidak menjelaskan, apa itu termasuk olahraga jantung. Padahal kalau kebablasan, yang rugi juga dia sendiri.

3. Melancarkan sirkulasi energi di dalam tubuh.
Seperti sirkulasi udara yang terjadi, demikian juga dengan emosi yang dia keluarkan. Dia merasa akan semakin sehat ketika bisa melampiaskan tenaga dalam bentuk emosi, karena nantinya akan diganti dengan tenaga baru.

4. Ada keseimbangan yang muncul dari dalam diri dan realita di lapangan (kerjaan).
Dia merasa ada kepuasan ketika keinginan batin dia bisa berimbang dengan realita yang diinginkan di lapangan. Ketika ada pekerjaan yang membuat dia tidak puas, dia akan menyalurkannya lewat emosi untuk mendapatkan hasil yang bagi dia cukup memuaskan.

Penjelasan yang cukup aneh (bagi saya) meskipun alasannya cukup masuk akal juga.

Tapi menurut saya, awet muda itu bukan karena alasan-alasan seperti yang dia sebutkan di atas. Karena apa gunanya kita merasa atau ingin terlihat awet muda, kalau membuat orang lain merasa tersiksa dan menderita. Malah akan menimbulkan bibit kebencian yang ujung-ujungnya mendoakan yang tidak-tidak.

Kalau saya pribadi yang waktu itu juga mempunyai beberapa anak buah, arti dalam mengendalikan emosi yang bagaimana membuat kita merasa awet muda adalah sebagai berikut:

1. Menjauhkan diri untuk sementara dari sumber yang membangkitkan emosi. Karena dalam keadaan marah atau emosi, kadang kita tidak bisa mengendalikan pikiran atau tingkah laku. Sebagai pimpinan, kita harus bisa mengontrol emosi secara bijak dan tepat. Semakin kita bijak, akan semakin disegani olah karyawan kita.

2. Memberi kesempatan orang lain untuk berpendapat, berekspresi diri dan berubah dengan kesadarannya sendiri. Terutama sebagai pimpinan, dengan banyak karyawan pasti akan banyak pula perbedaan yang timbul.

3. Berusaha menerima kekurangan ataupun perbedaan pendapat dari orang lain. Karena kita sendiri bukan orang yang sempurna. Diiringi dengan rasa syukur, bahwa Tuhan masih memberikan kita kesempatan untuk menyadari setiap kekurangan orang lain supaya kita bisa introspeksi diri.

4. Ketika emosi sudah sedikit menurun, saya mengajak karyawan tersebut berdiskusi dengan santai. Biasanya sambil ngopi atau ngeteh. Pendekatan yang kekeluargaan akan bisa menambah akrab dengan karyawan. Sehingga kita bisa dengan mudah tahu maksud dan tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan serta menggali potensi apa yang sesungguhnya ada pada diri mereka.

Sekali lagi, ini hanya sharing pengalaman pribadi. Jangan sekali-sekali tips dari bos saya itu dicontoh kalau tidak merasa ahli dan mampu melaksanakannya dengan baik dan bijak. Lebih baik kenali diri sendiri supaya orang lain bisa nyaman dan bahagia berhubungan dengan kita.

Salam damai Indonesia….


Catatan harian, 24 Juni 2014
Pukul : 04.10

Post a Comment

Inspiravy
Theme by MOSHICOO