Momen yang tepat mengajari anak berlatih Bahasa Inggris


Di era modern sekarang ini, pendidikan dalam menguasai bahasa itu sudah  menjadi satu paket dengan pendidikan formal. Sebenarnya bukan menjadi tuntutan, tapi lebih ke kebutuhan. Mengapa bisa begitu? Pertanyaan ini tentunya tidak hanya ada dalam pikiran saya, yang notabene mempunyai anak yang sudah beranjak dewasa semua. Tapi juga blogger-blogger undangan yang masih memiliki anak di bawah usia 10 bahkan sedang hamil. 


Jawabannya bagaimana ya?


Beruntung saya menjadi salah satu undangan event yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 15 Juli 2017 yang bertempat di Food Society Pakuwon Mall Surabaya. Dimana EF English First mengadakan talkshow bertajuk "How to Help Your Kids Learn English" dengan mengundang narasumber Psikolog ternama Roslina Verauli, S.Psi., M.PSi. Dan juga hadir brand ambassadors EF yakni pasangan selebritis Donna Agnesia dan Darius Sinathrya. 


Mendapat kesempatan tampil di awal acara, psikolog yang lebih sering di panggil mbak Vera itu melontarkan sebuah pertanyaan. 



Dan jawabannya adalah .....



Menurut teori perkembangan bahasa - Noam Chomsky, dalam otak manusia sudah lebih dahulu ada program "Language Acquisition Device" atau LAD. Yang memungkinkan bayi melakukan analisis dan memahami aturan dasar bahasa yang mereka dengar. Bayi memiliki kapasitas bawaan menguasai bahasa. Dan menurut Francois Grojen, Ph.D dalam "Life as a Bilingual" bahwa bayi yang bilingual tidak alami keterlambatan wicara. 


Sedangkan "Bilingualisme & Perkembangan Bahasa" mempunyai dua sisi pandangan atau pendapat yaitu : 


Mitos : khawatir anak terlambat wicara bila diajari berbahasa asing sejak dini 

Fakta : perkembangan kemampuan berbahasa atau fungsi wicara sangat kompleks, melibatkan SSP & area berpikir (seperti interpretasi bunyi, kemampuan verbal, memori, alur berpikir dll) hingga aspek emosi & sosial individu.


Dalam kesempatan tersebut, mbak Vera menekankan bahwa untuk mengoptimalkan upaya penyerapan bahasa asing pada anak dibutuhkan komitmen, konsisten dan system support di sekitar anak. Orang tua harus menciptakan lingkungan yang mendukung untuk anak bisa mengembangkan kemampuan berbahasa asingnya.


Vera menyampaikan bahwa stimulasi merupakan hal mendasar dalam merangsang kecakapan berbahasa asing anak. Adapun stimulasi tersebut terdiri dari : 

- Merespon bunyi-bunyi dari bayi dengan bunyi/kata 

- Memberi perhatian dan komentar pada apa yang anak lihat 

- Bermain social games 

- Melibatkan anak dalam bermain pura-pura 

- Melibatkan anak dalam percakapan sehari-hari 


Stimulasi sekecil apapun penting dalam mengenalkan anak pada bahasa asing. Namun tidak lupa lingkungan sekitar yang di sebut dengan system support haruslah di bangun untuk membesarkan anak multilingual. 


Di tanya mengenai penggunaan tekhnologi sebagai alat bantu belajar bahasa Inggris, Vera menjawab, "Bahasa merupakan perilaku sosial, dibutuhkan interaksi yang aktif antara anak dan orang tua atau pendamping di sekitarnya. Bukan hanya antara anak dengan gawai atau komputer. Intinya, penggunaan tekhnologi bisa membantu anak belajar bahasa Inggris, asal didampingi oleh orang tua atau guru." 



Donna Agnesia dan Darius Sinathrya dalam kesempatan yang sama menyampaikan pengalamannya selama ini membesarkan anak multilingual. "Ketiga anak kami terbiasa berkomunikasi dalam bahasa Inggris setiap hari. Padahal mereka sekolah di sekolah Nasional." ujar Donna. 


Donna dan Darius mengaku rajin memberikan stimulasi bagi ketiga anaknya melalui berbagai cara. "Sebisa mungkin kami mengajak mereka berkomunikasi dalam bahasa Inggris di rumah. Bermainpun dengan menggunakan bahasa Inggris. Lama-lama akhirnya anak-anak jadi terbiasa." 


Namun sebagai orang tua yang sibuk, Donna dan Darius menyadari ketiga anaknya membutuhkan lingkungan berbahasa Inggris yang suportif selain di rumah. Apalagi mereka kerap tidak bisa menemani anak-anak belajar atau bermain sepulang sekolah. "Dengan keterbatasan waktu sebagai orang tua yang cukup sibuk, kami mempercayakan EF sebagai partner dalam mendidik ketiga anak kami berbahasa Inggris sejak tahun 2012."ujar Darius. 



Sebagai penyedia jasa kursus bahasa Inggris, EF English First menjadi pilihan para orang tua dalam mendidik anak-anak menjadi generasi multilingual. EF menekankan kurikulum yang berfokus pada perkembangan anak secara individu. Dengan melibatkan kegiatan belajar mengajar yang menstimulasi kemampuan anak berbahasa Inggris baik secara lisan, tulisan maupun kemampuan mendengarkan. 






"Kurikulum dan guru-guru di EF mengakomodir semua kebutuhan anak sesuai usia melalui cara yang menyenangkan. Sehingga anak-anak tidak merasa bosan belajar bahasa Inggris. Hasilnya ketiga anak kami mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan percaya diri. Nilai bahasa Inggris mereka di sekolahpun sangat baik." tutup Darius. 


Pada periode Juli hingga Agustus, EF menawarkan promo menarik yakni diskon kursus 1.8 juta rupiah dan hadiah langsung kepada semua siswa baru. Untuk informasi lebih lanjut, klik di http://www.EF.co.id/BTS17


1 comment

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Inspiravy
Theme by MOSHICOO